Selasa, 06 Juli 2010

Porno Vs Moral

“Video seks itu telah merusak tata moral bangsa, dan pelaku harus mendapat hukuman”.

“Penyebar Video Porno Ariel = Teroris Moral”.

”Video Porno Pesohor Rusak Mental dan Moral Pemuda

Lama-lama saya bosan dan sedikit jengkel dengan orang-orang yang berpikir seperti itu. Video adegan seksual yang dilakukan oleh Ariel dan beberapa wanita itu memang sangat menggemparkan. Bukan hanya karena dilakukan oleh orang yang sedang dalam masa kejayaan, tapi juga bahwa masalah seksual akan selalu menarik untuk diperbincangkan. Memang masalah pornografi bisa dibilang sangat meresahkan. Tidak perlu lagi dipungkiri banyak orang tua yang ketakutan anaknya akan meniru perbuatan dari idolanya.

Saya punya pertanyaan untuk orang-orang yang mengatakan pornografi itu merusak moral anak bangsa : Mengapa tidak berusaha mengajarkan anak bagaimana cara menanggapi pornografi? Mengetahui tentang pornografi itu penting. Hanya saja cara menanggapinya yang belum terkondisikan dengan baik.

Coba imajinasikan perumpamaan saya ini: ada sebuah taman bunga yang sangat indah. Tapi taman bunga yang indah itu juga dipenuhi oleh binatang buas. Ada seorang anak di taman bunga itu, dan Anda ditugaskan untuk memberi pelajaran pada anak itu cara untuk bertahan hidup di taman bunga itu. Anda diperbolehkan untuk membuat sekat di tengah taman bunga itu sebagai perlindungan. Sekat itu hanya terbuat dari dua pilihan. Kaca anti pecah atau tembok bata yang kuat. Sekat apa yang akan Anda pilih untuk melindungi Anda dan anak kecil itu?

Kalau saya akan memilih kaca anti pecah sebagai perlindungan. Kaca anti pecah akan membantu saya mengajarkan pada anak kecil itu. Memberikan gambaran secara real tentang dunia luar yang harus dia hadapi. Keindahan yang mungkin akan berisi bahaya jika tidak tanggap.

Begitu juga dengan pornografi. Menurut saya akan lebih baik jika anak mengetahui apa itu pornografi. Karena di zaman modern ini, sangatlah mudah mencari dan mendapat informasi. Sengaja atau tidak sengaja pornografi dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja.

Daripada mencari cara untuk menghapus, meniadakan, memusnahkan pornografi kan lebih baik kalau pornografi itu diterima sebagai suatu fenomena. Tapi juga harus diketahui bahwa porno tidak boleh sembarangan dilakukan.

Karena yang namanya pornografi itu sudah eksis cukup lama. Mulai dari beberapa tahun yang lalu orang-orang sudah berkoar-koar bahwa pornografi itu harus diberantas. Pornografi tidak boleh lagi ada karena merusak moral bangsa. Tapi nyatanya? Sampai sekarang hal yang mau dihapuskan itu tetap ada. Tetap eksis dan bahkan dikemas dalam bentuk yang semakin baik.

Sekarang ini dengan kami, kaum remaja, memang harus terbuka. Rasa ingin tahu kami yang sangat tinggi yang membuat kami akan berontak kalau kami terus-terusan hanya dilarang dan hanya diberi tahu bahwa pornografi itu jelek, pornografi itu buruk,pornografi itu merusak moral bangsa.

Ada peribahasa yang dari tingkat Sekolah Dasar pun sudah saya pelajari : bagai kuda lepas dari pingitan. Harusnya dari peribahasa itu dapat ditarik pelajaran. Bahkan hewan pun kalau terus dikekang, ketika melihat sedikit celah untuk lari akan dengan liar berusaha kabur.

Karena kalau orang biasa diberi kebebasan, dia akan tahu di mana batas-batasnya. Setidaknya itu yang diajarkan di sekolah saya.

6 Juli 2010

1 komentar: