Ada yang penah lihat iklan Telkomsel tentang Blackberry yang baru? Gadget komunikasi yang sedang populer saat ini. Buat yang belum pernah lihat atau yang belum pernah memerhatikan, begini iklannya : ada beberapa orang yang berjalan kaki sambil asik dengan BB-nya masing-masing. Tersenyum lebar, dan tertawa-tawa kecil serasa sendiri pun tidak sendiri. Orang-orang itu berjalan-jalan berlalu lalang, dan di akhir iklan tampak orang-orang itu duduk di suatu tempat yang kelihatannya seperti tempat macam food court, masih sibuk dengan BB-nya masing-masing, dan juga masih terlihat berbahagia. Ironisnya, mereka duduk sendiri-sendiri di tempat itu. Seakan lebih baik tidak ada teman manusia daripada BB-nya tidak di genggaman tangannya, ber-facebook-ria, chatting, dll.
Lalu teringatlah kata-kata ibu “teknologi tu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”. Saya agak geli, campur heran, campur kasian lihat iklan itu. Mereka seperti sudah sangat bahagia hanya ditemani si BB itu. Padahal katanya manusia itu adalah makhluk sosial. Butuh interaksi sosial yang bermutu, tapi yang saya lihat sekarang sedikit demi sedikit manusia sudah dapat digantikan dengan gadget macam BB itu.
Mendekatkan yang jauh, memang sangat jelas sekarang jarak bukanlah menjadi suatu halangan lagi bagi orang-orang untuk berkomunikasi. Donya mung sakgodhong kelor, mungkin istilah jawa ini sangat tepat menggambarkan efek globalisasi sekarang ini. Bumi sekarang seperti dilipat, semua jarak dan waktu sudah tidak bisa lagi membatasi seseorang untuk berkomunikasi. Antarkota, antarprovinsi, antarpulau, antarnegara pun sudah bukan lagi menjadi alasan untuk berelasi dengan orang lain.
Menjauhkan yang dekat, kelihatannya sedikit-demi sedikit teknologi yang telah tercipta itu menghipnotis para penciptanya sendiri. Dan sedikit demi sedikit pula teknologi mendorong orang menjadi egois. Kadang saya heran ketika ada orang yang sempat memperbarui status di facebook, mengatakan bahwa sedang bersama teman-teman, macam “sedang menggila bersama teman-teman..ouuyeeahh”. Kemudian di bawah status itu ada simbol telepon genggam yang maksudnya orang itu meng-update statusnya dari gadget miliknya. Rasanya, jadi tidak lagi bisa menggila ketika sedang bersama teman-teman saja masih bisa meng-update status FB.
Banyak orang sekarang terkena sindrom ”sendiri serasa tidak sendiri, tidak sendiri malah menyendiri”. There are always two sides on a coin. Selalu ada dua sisi yang bisa diterjemahkan dalam setiap fenomena. Bukan berarti globalisasi dan teknologi selalu berdampak baik, bukan juga berati selalu berdampak buruk. Semua itu tergantung sikap setiap pribadi untuk menanggapi dan menerimanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar