Jumat, 01 Juli 2011

Menunggu yang Tak Kembali

2 Juli 2006
Saat itu, hari itu, siang itu, hampir sampai saat ini hanya ada satu pertanyaan dalam benakku sendiri. "kenapa harus sekarang?"
Pertanyaan yang terus saja berulang dan terngiang dalam setiap kerinduan. Kenapa harus sekarang? Ketika aku baru berumur 14 tahun. Waktu yang belum cukup lama untuk bisa mengenal seorang Bapak. Kenapa harus sekarang? Ketika bahkan aku belum sampai ke puncak, saat aku belum memulai mengenal dewasa.

Tapi ternyata tanggal itu dan seterusnya mengajarkan aku lebih banyak hal, jauh dari apa yang bisa kamu bayangkan. Waktu, kala itu menunjukkan padaku secara nyata untuk menjadi lebih kuat. Mungkin kamu jarang melihatku sedih, tapi itu bukannya aku tidak punya perasaan. Aku sudah pernah ditampar suatu kesedihan yang mungkin kamu belum mengalaminya sehingga hampir setiap masalah setelahnya tidak cukup membuatku bisa jatuh lagii.

Dan kuberitahukan kepadamu, aku mulai bisa menemukan jawaban pertanyaanku itu. Waktu, memberikanku kesempatan untuk bisa jadi lebih hebat dengan caraku sendiri. Segala tekanan dan tarikan keadaan membentukku jadi aku yang sekarang tanpa raganya di sisi, tapi selalu dengan semangatnya. Semangatnya tidak akan pernah mati seperti juga cinta kami padanya. Semangatnya cukup membuatku menjadi seperti ini, dan coba kamu bayangkan betapa hebatnya dia hanya dengan semangatnya.

2 Juli 2011
Kalau ditanya apakah aku rindu? Jelas sangat rindu. Sering terbayang secara sederhana tentang liburan bersama. Sekadar bertamasya mengendarai mobil ke pantai seperti waktu itu. Dari situ aku bisa mendefinisikan rindu. Rindu itu adalah menunggu yang tak kembali

2 Juli 2006 - 2 Juli 2011
didedikasikan untuk Bapak George Prasetya