Sabtu, 13 April 2013

Itulah Gunanya (Menjadi) Teman

Pernah kamu dihubungi temanmu ketika ia membutuhkan bantuan? Pernah kamu dicari temanmu hanya ketika ia membutuhkan bantuan? Pernah kamu mencari temanmu hanya ketika kamu butuh bantuan?

Saya sering tidak mengerti dengan keluhan dari orang-orang yang saya kenal lewat media sosialnya. Mereka mengeluh tentang ketidaksukaannya ketika dihubungi saat dibutuhkan bantuannya oleh orang lain. Datang menemui teman di saat butuh bantuan saja, apakah itu sebuah kesalahan?


Menurutku, tidak ada yang salah dengan mencari bantuan pada teman-temanmu. Begitu juga sebaliknya. Siapa pun dia, di mana pun dia, ketika kamu membutuhkan bantuan dan temanmu sanggup membantu apa yang salah? Begitu juga sebaliknya.

Saya, sebagai teman, merasa kalau itulah maknanya menjadi teman. Kalau kata Mocca, "a friend in need is a friend in deed". Saya merasa senang hati ketika ada teman yang minta bantuan secara mendadak dan saya bisa memenuhinya. Pilihannya adalah saya bisa membantu atau tidak, bukan saya tidak mau membantu karena dia hanya datang saat butuh bantuan.


Kalau dibalik, saya merasa punya sangat banyak kenalan, tersebar di banyak tempat juga. Saya tidak bisa dengan intensitas tinggi yang sama berkomunikasi dengan semua teman saya itu. Dan apakah ketika saya tidak bisa menjaga intensitas komunikasi dengan beberapa teman saya kemudian membuat saya tidak berhak meminta bantuan? Lalu dunia saya akan semakin sempit dengan hanya lima sampai delapan teman saja yang setiap harinya bisa jalin komunikasi.

Itulah gunanya teman, diminta bantuan di saat diperlukan. Dan itu juga gunanya menjadi teman, memberi bantuan juga di saat diperlukan. Bantuan apapun itu, mungkin hanya diperlukan sebagai teman berbagi cerita, sampai teman yang membantu angkat lemari saat pindah kos, atau teman belajar soal matematika untuk Ujian Nasional, juga teman "titip nge-print" ya!


Pada akhirnya, setiap orang bisa punya pendapatnya masing-masing. Tapi yang jelas saya adalah orang tipe yang cukup bingung dengan pernyataan "temen kok dateng pas butuhnya aja". Ya karena "that's what friends are for" to? Untuk jadi orang yang siap di saat dibutuhkan (saja).

2 komentar:

  1. Saya mau curhat boleh gak? Saya bingung mau curhat ke siapa lagi, orang2 yg sudah saya datangi untuk curhat hanya cuma bisa mendengar, saya jd serba salah takut curhat saya jd aib pribadi. Di satu sisi otak saya sudah gak kuat menampung beban pikiran

    BalasHapus