Selasa, 06 Juli 2010

Tragedi Burjo

siang tadi, seperti biasanya banyak anak JB yang kumpul di burjo. saat semuanya sedang menikmati keadaan sambil berbincang dan merokok sambil menenggak minum es tiba-tiba burjo didatangi oleh 2 sosok yang membuat raut muka kami menjadi berubah. anak-anak JB cowok semua yang katanya sangar, yang katanya gentho, yang katanya urakan bisa terlihat takut ketika disambangi oleh 2 orang pengamen waria.

satu pengamen hanya berdiri di luar sambil memainkan alat musiknya, yang satu lagi masuk ke burjo dan mendatangi kami satu-persatu. mulai dari Gembul, pengamen itu merangkulnya sambil terus memainkan icik-icik nya.(awalnya aku nggak merasa takut ato perasaan yang sejenis, karena dulu aku pernah punya kenalan orang-orang sepeti itu. kenalanku itu orang-orang yang baik dan aku hormat sama mereka). tapi aksi pengamen berikutnya ini yang membuatku kaget dan merasa sangat takut. pengamen itu memegang kemaluan salah satu teman saya. perlakuan itu terjadi ke hampir semua yang berada di dalam burjo (termasuk aku). ada yang udah melakukan pencegahan dengan cara duduk mingkup supaya ga jadi sasaran colek-colek si tante, tapi tetep si tante mengucapkan kata-kata seronok yang menurutku itu udah merupakan pelecehan seksual.

nah, kejadian ini bikin aku berpikir. di tengah kegencaran kaum waria terhadap kesetaraan mereka dan keinginan mereka untuk dianggap sama dan sederajat ini, ada oknum-oknum yang sama sekali tidak mendukung usaha-usaha itu. perlakuan yang terjadi seperti "tragedi burjo" itu malahan membuat kaum waria semakin dijauhi. karena takut, karena gilo, karena geli, dan banyak alasan yang lain. kalo pengamen tadi hanya sekadar ngamen, menyanyi seadanya tanpa pake acara pegang-pegang kayak gitu, mungkin tidak akan terlalu mengganggu. tapi kejadian seperti tadi itu benar-benar merusak kerja keras temannya seperti Chenny Han di masyarakat. kaum waria yang sudah sedikit mendapat respect dari masyarakat bisa dengan mudah kehilangan.

titik tiga yang saya dapat dari peristiwa hari ini adalah sulit suatu kelompok untuk dihormati oleh orang kalo semua yang ingin dihormati itu tidak layak dihormati. jadi setiap perubahan itu memang harus bermula dari diri sendiri. nggak bisa memaksa orang lain untuk berubah menjadi baik ketika yang memaksa itu bukan seseorang baik yang bisa dijadikan contoh.

2 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar